Jangan Anggap Remeh Keputihan, Beda Penyebab Beda Penanganan - Mininewspaper

Breaking News

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 10 Desember 2019

Jangan Anggap Remeh Keputihan, Beda Penyebab Beda Penanganan

dr. AA Eka Wardani S.pOG., M.Kes saat diwawancarai Mininewspaper beberapa waktu lalu
Keputihan adalah kondisi lendir atau cairan keluar dari vagina.

Keputihan sebenarnya merupakan cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembaban organ kewanitaan.

Cairan tersebut membawa sel mati dan bakteri-bakteri agar vagina tetap terjaga dari infeksi.

Keputihan yang menyebabkan ketidaknyamanan pada organ kewanitaan tentunya banyak dikeluhkan oleh para wanita dan penyebabnya pun beragam.

Dokter spesialis kandungan RSUD Wangaya, dr. AA Eka Wardani S.pOG., M.Kes menjelaskan keputihan terdiri menjadi 2 jenis, yakni keputihan normal dan keputihan abnormal.

Keputihan normal mempunyai ciri yakni cairan yang keluar dari organ kewanitaan berwarna bening seperti putih telur yang belum dikocok, tidak berbau dan tidak menimbulkan gatal.

Sedangkan keputihan abnormal memiliki beberapa jenis berdasarkan pengebabnya.

"Cairan normalnya berwarna putih bening. Kalau sudah terjadi perubahan warna dari putih bening menjadi putih susu, kekuningan dan lainnya berarti sudah ada tanda-tanda keputihan patologis atau abnormal. Cairan keputihan abnormal bisa berwarna kekuningan, kehijauan, atau disertai bercak coklat atau kemerahan," jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, ciri keputihan abnormal dibagi sesuai dengan penyebabnya dan bisa dilihat secara kasat mata.

Keputihan yang disebabkan oleh jamur akan memiliki ciri cairan yang berwarna putih susu atau seperti tepung, menyebabkan gatal, dan perih.

Keputihan yang disebabkan oleh parasit atau kuman trigomonas vaginalis mempunyai ciri cairan yang berwarna putih kehijauan, berbau amis, rasa gatal, kemerahan, dan bengkak pada area kewanitaan.

Sedangkan, keputihan disebabkan karena virus mempunyai ciri cairan yang berwarna putih dan sangat berbau.

"Keputihan yang disebabkan oleh virus jika terus dibiarkan nanti dalam jangka waktu 10 hingga 20 tahun ke depan bisa menyebabkan kanker serviks," paparnya.

dr. AA Eka Wardani S.pOG., M.Kes menghimbau wanita agar tidak menganggap remes dan menjadi hal yang normal terjadi jika mengalami keputihan.

"Jangan sekali-kali menganggap keputihan itu normal. Sebenarnya ada flora normal yang mempertahankan keasaman dari vagina kita,"

"Tetap pada kondisi tertentu menyebabkan perubahan keasaman dan kelembaban. Sehingga gampang tumbuh jamur, ada kuman ataupun cenderung terinveksi virus," pungkasnya.

Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami keluhan keputihan.

Konsumsi antibiotik tanpa anjuran dokter juga tidak disarankan, karena beda penyebab beda penanganan.

Saat ini, pemerintah juga telah digalakkan deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan tes IVA, pap smear, HPV DNA Test.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages