Penulisan Karya Ilmiah
“Cara
Menulis, Karakteristik dan Analisis Judul Penelitian”
Kelompok 2
1.
Ni Kadek Trisna
Widiastuti (1412011068)
2.
Noviana Windri
Rahmawati (1412011070)
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari
tugas kelompok bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut
mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menumbuhkan proses belajar mandiri kepada mahasiswa, agar kreativitas dan
penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui tentang cara menulis judul
penelitian, karakteristik judul PTK dan analisis contoh Judul penelitian NonPTK
variabel di kelas.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran
dari dosen pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.
Singaraja
, 2 Maret 2017
Penyusun
1.
Pendahuluan
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang
menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis,
disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta
didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik (Dalman, 2015:5). Suatu
karya ilmiah biasanya membahas suatu masalah. Peneliti biasanya melakukan
penyelidikan terlebih dahulu, kemudian melakukan pengamatan dan mengumpulkan
data yang didapat dari penelitiannya tersebut. Data yang didapat biasanya
berasal dari penelitian lapangan, kajian pustaka atau tes laboratorium.
Seseorang yang ingin membuat karya ilmiah biasanya akan mencari penelitian yang
sejenis dengannya. Saat mencari penelitian sejenis, seseorang akan melihat
judul penelitian terlebih dahulu. Terlihat bahwa judul adalah bagian yang
sangat penting.
Judul memegang peranan penting dalam
menarik perhatian seseorang untuk memabaca lebih lanjut suatu karya. Judul
menjadi kunci untuk mengetahui hal apa yang dibahas pada karya tersebut. Banyak
juga yang beranggapan bahwa judul dan topik adalah sama. Judul dan topik
sangatlah berbeda. Judul adalah kepala karangan/karya tulis, sedangkan topik
adalah pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas. Topik bisa dijadikan sebagai
judul, namun judul bukanlah topik pembahasan. Banyak yang diawal sudah
menentukan judul namun menggantinya kembali diakhir penulisan.
Dalam menulis skripsi (juga karya tulis ilmiah
lainnya), masih banyak yang bingung dalam membuat judul. Biasanya terdapat
judul yang terlalu pendek dan ada juga yang terlalu panjang. Judul suatu karya
ilmiah hendaknya ditulis dengan baik sehingga dapat menarik pembaca. Dari
membaca judul semua orang sudah dapat menduga materi atau permasalahan apa yang
dibahas di dalamnya. Tidak semua orang bisa membedakan yang mana penelitian
NonPTK dan PTK. Dari judullah kita dapat mengetahui apakah karya ilmiah
tersebut temasuk ke dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau bukan Penelitian
Tindakan Kelas (NonPTK). Hal ini berkaitan dengan fungsi judul bagi para
penulis dan pembaca. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai
cara menuliskan judul penelitian, karakteristik judul PTK, dan analisis contoh
judul NonPTK satu variabel di kelas, serta NonPTK dua variabel.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dapat ditarik beberapa rumusan masalah diantaranya: 1) Bagaimana cara menulis
judul peenelitian?, 2) Apa karakteristik judul Penelitian Tindakan Kelas?, 3)
Bagaimana analisis contoh judul penelitian NonPTK satu variabel di kelas dan NonPTK
dua variabel.
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu
memahami cara menulis judul penelitian, karakteristik judul PTK, serta analisis
judul NonPTK satu variabel di kelas dan Non PTK dua variabel.
2.
Pembahasan
2.1 Cara Menulis Judul Penelitian
Judul merupakan bagian yang penting
dalam tulisan karena akan menggambarkan isi dari tulisan yang dibuat. Oleh
karena itulah setiap karya tulis ilmiah harus memiliki judul. Terkadang ada
penulis yang mengubah judul setelah selesai membuat keseluruhan isi tulisan,
karena dirasa judul sebelumnya tidak sesuai dengan isinya. Hal inilah yang
perlu diperhatikan. Dengan demikian, dalam menentukan judul harus teliti dan
menguasai judul tersebut.
Menurut
Sutrisno Hadi (dalam Djuroto, 2007:20), judul mempunyai dua
fungsi pokok dalam penulisan karya ilmiah.
Bagi pembaca, judul menunjukkan hakikat dari objek penelitian yang dilakukan sebelumnya. Sedangkan
bagi
penulisnya, judul merupakan patokan dalam
menyusun tulisannya. Memilih judul untuk suatu karya tulis ilmiah tidak sebebas membuat judul pada
penulisan artikel.
Menurut Djuroto, dkk (2007:20) cara menulis judul
penelitian karya ilmiah sebagai berikut:
1. Judul
karya tulis ilmiah harus disesuaikan dengan topik bahasan yang sudah ditentukan
sebelumnya. Jelasnya pada penulis ilmiah tidak bisa langsung menulis baru
menentukan judulnya. Ini karena penulisan karya tulis ilmiah terkait dengan
kegiatan ilmiah, sementara kegiatan ilmiah sudah dibuat desainnya terlebih
dahulu, dan judul termasuk di dalamnya.
2. Memilih
kalimat dengan mencantumkan kata kunci. Mengingat judul merupakan hal yang
teramat penting dalam suatu karya tulis ilmiah, pemilihan judul harus
dipikirkan secara matang. Pilihlah kalimat-kalimat dengan mencantumkan kata-kata
kunci yang mungkin sangan bermanfaat. Dalam merangkai judul usahakan dengan
sekali baca saja, orang akan langsung dapat menangkap makna dari topik yang
akan dibahas, tanpa harus mengulang membacanya lagi. Lebih tepatnya lagi jika
dengan membaca judul, orang dapat dengan segera menerawang terhadap keseluruhan
isi dari karya tulis. Oleh karena itu, dalam menentukan judul, pilihlah kata
dan kalimat yang padat maknanya.
3. Tambahkan
kata kunci yang pas. Judul harus berdiri sendiri terlepas dari abstraksi serta
teks selengkapnya. Pengertian ini perlu ditekankan biasanya dalam daftar isi
judul selalu ditempatkan tersendiri. Pada umumnya sering kita lihat pada karya
tulis ilmiah skripsi, terdapat kalimat-kalimat seperti: penelitian awal, pra
suvei, studi kepustakaan, pengaruh pemberian, kajian, studi kasus, penelitian
lanjutan dan sebagainya. Kalimat-kalimat ini sebenarnya harus dihindarkan,
karena ditafsirkan bisa mempersempit khazanah penelitian.
4. Judul
sebaiknya tidak mengandung singkatan atau akronim. Kalimat atau akronim boleh
digunakanan apabila kalimat atau akronim tersebut sudah dipahami masyarakat.
Begitu juga dengan kata kerja pada awal judul harus dihindari karena tidak
lazim dipakai pada satu karya ilmiah.
5. Pada
penulisan karya ilmiah secara berkala, masih ada satu judul pelengkap yang
disebut running title. Running title biasanya dicantumkan pada
sisi atas sebelah kanan halaman judul. Panjang running title tdak lebih dari lima puluh huruf atau lima puluh
karakter pada tuisan komputer.
6. Judul
sebaiknya tidak terlalu panjang dan jangan juga terlalu pendek. Jika terlalu
panjang, orang yang membacanya akan kesulitan memahami apa yang sebenarnya ada
dalam karya tulis ilmiah tersebut. itu sebabnya judul yang panjang menjadi
tidak menarik. Judul karya tulis ilmiah sebaiknya terdiri dari 8-12 suku kata
yang merupakan hubungan dua variabel atau lebih.
7. Dalam
memilih kata-kata sebaiknya mengambil istilah ilmiah atau menggambarkan
konsep-konsepnya yang mencerminkan keseluruhan isi karya tulis. Apabila judul
terlalu panjang, gunakanlah anak judul. Anak judul ini berfungsi untuk
membatasi pengertian masalah dalam penelitian, serta memudahkan pemahaman
secara cepat. Dalam lingkup karya ilmiah, anak judul disebut juga sebagai sub
judul, yang penempatannya di bawah judul utama dengan dibatasi garis tipis.
Menurut Kuntarto dan Hendar (2015:22) disebutkan
bahwa cara membuat judul karya ilmiah yang baik, yaitu:
1. Menarik
- Baru
- Relevan
- Singkat (antara 7-15 suku kata)
- Mencerminkan relasi atau tegangan antara aspek universal dengan aspek partikular yang termuat dalam topik penelitian.
Penulisan judul
penelitian menurut Indriati (2015:14), yaitu:
- Judul sebaiknya jangan terlalu umum.
Misalnya "Variasi
Mengajar Guru". Judul yang telalu umum seperti ini tidak
menggiring pembaca ke isi tulisan. Semestinya
judul dibuat lebih spesifik, misalnya "Variasi Mengajar Guru Bahasa Indonesia di Kelas VII SMP
Negeri 2 Sawan".
- Judul hendaknya juga jangan terlalu panjang.
Misalnya "Pengaruh
narkotika pada anak-anak remaja di sekolah Menengah Umum di Semarang terhadap konsentrasi
siswa, nilai mata pelajaran, dan kenaikan kelas”. Judul ini bisa diperpendek menjadi "Pengaruh narkotika terhadap prestasi
akademik siswa Sekolah Menengah Umum di Semarang".
- Judul juga tidak boleh mengandung singkatan.
Misalnya "Pemberitaan
Sidang MKD Dalam Surat Kabar Kompas dan Tribun Bali: Sebuah Kajian Wacana
Kritis". Judul ini harus ditulis lengkap: " Pemberitaan Sidang Mahkamah
Kehormatan Dewan (MKD) Dalam Surat Kabar Kompas dan Tribun Bali: Sebuah Kajian
Wacana Kritis ".
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan
cara menulis judul penelitian, yaitu 1) Judul sebaiknya tidak terlalu umum, 2)
judul hendaknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek, 3) judul tidak
boleh mengandung singkatan atau akronim, 4) judul disesuaikan dengan topik
bahasan yang sudah ditentukan sebelumnya, 5) memilih kalimat dengan kata kunci
yang pas, 6) Penulisan karya ilmiah secara berkala, masih ada satu judul
pelengkap yang disebut running title.
7) kata-kata yang dipilih untuk judul sebaiknya mengambil istilah-istilah
ilmiah atau menggambarkan konsep-konsepnya, dan 8) Harus baru, relevan, dan
menarik.
2.2 Karakteristik Judul PTK
Judul
penelitian tindakan kelas hendaknya dirumuskan dengan singkat, jelas, spesifik
yang menggambarkan tindakan yang dilakukan, sasaran perbaikan pembelajaran
subjek sasaran, dan tempat penelitian. Dengan kata lain, judul penelitian
tindakan paling sedikit harus menampakkan tindakan yang dilakukan dan sasaran
perbaikan pembelajaran serta subjek penelitiannya. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh judul penelitian PTK berikut. "Pembelajaran
Kontekstual Melalui Mengobservasi objek otentik untuk Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Menulis Deskripsi Siswa SMPN 4
Singaraja”. Contoh di atas dengan jelas menampakkan unsur
tindakan yang dilakukan yakni pembelajaran kontekstual melalui mengobservasi
objek otentik. Sasaran perbaikan pembelajarannya adalah meningkatkan mutu
pembelajaran menulis deskripsi subjek sasarannya adalah siswa SMPN
4 Singaraja (Wendra, 2016:47-48).
Menurut Mulyasa (2009:60), karakteristik judul PTK
yaitu:
- Dirumuskan secara singkat, padat, spesifik, dan tidak memberikan kemungkinan penafsiran yang beragam, serta mencerminkan permasalahan pokok yang akan dipecahkan. Misalnya: “Penerapan Model Pembelajaran Experiential Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Tampaksiring". Pada judul skripsi tersebut, judul sudah dibuat secara ringkas, padat, spesifik dan tidak memberikan kemungkinan penafsiran yang beragam, serta mencerminkan masalah pokok yang akan dipecahkan yaitu untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskriptif.
- Jumlah kata dalam judul tidak lebih dari 22 kata, mencerminkan sebuah aktivitas mudah dipahami, dan menggambarkan isi penelitian tersebut. Misalnya: "Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas IXD SMP Negeri 2 Kubu”. Kata pada judul skripsi tersebut tidak lebih dari 22 kata dan mencerminkan sebuah aktivitas yang mudah dipahami, serta menggambarkan isi penelitian tersebut.
- Judul harus memberikan gambaran tentang apa yang dipermasalahkan dalam PTK. Misalnya: Masalah yang dikaji adalah penerapan model pembelajaran dalam menulis teks anekdot. Judul yang dirumuskan adalah "Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Singaraja".
- Judul harus memuat keterangan tentang lokasi waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian, dan mata pelajaran yang dijadikan PTK. Dari judul tersebut bisa dilengkapi sebagai berikut: “Penerapan Pendektan Partisipatif dalam Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Negeri Penyawangan Bandung Tahuu 2009”. Keterangan waktu, lokasi, serta kelas yang dijadikan PTK juga bisa dijelaskan dalam subjudul sebagai berikut: “Penerapan Pendektan Partisipatif dalam Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris (Penelitian Tindakan di Kelas VIII SMP Negeri Penyawangan Bandung Tahun 2009).
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas lainnya
yaitu:
1. Ada
masalah yang akan diteliti (variable Y)
2. Ada
tindakan untuk mengatasi masalah (variabel X)
3. Ada
subjek (siswa kelas)
4. Judul
PTK juga harus memuat keterangan tentang tempat penelitian, waktu penelitian,
kelas yang dijadikan penelitian dan mata pelajaran apa yang dijadikan PTK. Sedangkan pola judul dalam PTK adalah: (1)
Penerapan X untuk Meningkatkan Y pada Mata Pelajaran … Kelas … Sekolah ….; (2)
Upaya Meningkatkan Y Melalui X pada Mata Pelajaran …. Kelas … Sekolah …; (3)
Optimalisasi X untuk Meningkatkan Y pada Mata Pelajaran ….. Kelas …. Sekolah …;
(4) Peningkatan Y Melalui X pada Mata Pelajaran … Kelas … Sekolah; Dan (5)
Peningkatan Y dengan Menerapkan X pada Mata Pelajaran …. Kelas …. Sekolah …. (Barok.
Tersedia: http://penelitian-tindindakan-kelas.blogspot.sg/2014/04/bab-i-pendahuluan
a.html?m=1 diakses pada 2 Maret 2017).
Dari
pemaparan diatas dapat disimpulkan karakteristik judul penelitian tindakan
kelas yaitu:
1.
Ada masalah yang akan diteliti, tindakan
untuk mengatasi masalah, dan subjek.
2.
Dirumuskan secara singkat, padat,
spesifik, dan tidak memberikan kemungkinan penafsiran yang beragam, serta
memberikan gambaran tentang apa yang dipermasalahkan dalam PTK.
3.
Jumlah kata dalam judul tidak lebih dari
22 kata.
4.
Judul harus memuat keterangan tentang
lokasi waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian, dan mata pelajaran yang
dijadikan PTK.
2.3 Analisis Contoh Judul Penelitian
NonPTK Variabel di Kelas.
2.3.1
Judul pada NonPTK
Pada penelitian NonPTK hendaknya dapat menarik perhatian pembaca.
Judul sebaiknya mampu mengundang pembaca untuk membacanya. Judul hendaknya mampu
mengundang pembaca tertarik untuk
mempelajarinya isinya. Judul merupakan abstraksi tertinggi dari suatu penelitian, melalui
judul orang dapat menangkap
esensi penelitian tersebut. Dengan demikian
judul hendaknya dirumuskan dengan singkat, jelas spesifik, gramatikal. ditulis
sesuai dengan ejaan yang resmi (EYD) dan dengan jelas menggambarkan penelitian
yang akan dilakukan. Sebagai contoh dapat dikemukakan sebagai berikut: “Strategi Guru dalam Pembelajaran Membaca Teks
Bahasa Bali Berhuruf Bali Di Sekolah Dasar
Laboratorium Undiksha Singaraja" (Wendra, 2016:25).
2.3.2
Variabel pada Penelitian
Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi
nilai angka (kuantitatif) dan nilai mutu (kualitatif). Variabel penelitian
ditentukan oleh landasan teoretisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis
penelitian. Oleh karena itu apabila landasan teoretis suatu penelitian berbeda,
akan berbeda pula variabelnya Narbuko
dan Achmadi (2005:118). Variabel dalam sebuah
penelitian kuantitif dapat dikembangkan dari judul penelitian yang telah
ditentukan. Sebuah judul penelitian kuantitatif dapat terdiri hanya satu
variabel atau lebih dari satu variabel. Penelitian kuantitatif dengan
menggunakan lebih dari satu variabel dapat dimulai analisisnya dengan
menggunakan statistik deskriptif yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
statistik inferensi. seperti korelasi regresi dan lain-lain. Penentuan variabel
sebagai sebuah construct yang akan diteliti merupakan tahap awal dari proses
penelitian, dan variabel tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kategori
tertentu (Firdaus. 2012:22).
Menurut Narbuko dan Achmadi (2005:119-1120) variabel
dapat dibedakan menjadi 6 berdasarkan fungsinya, yaitu:
1.
Variabel Terikat (Dependent Variabel).
Yaitu
kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya
variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut
variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
2.
Variabel Bebas (Independent Variabel)
Karakteristik-karakteristik
yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya
dengan fenomena yang diobservasi. Karena fungsi variabel ini sering disebut
variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara
bebas berpengaruh terhadap variabel lain.
3.
Variabel Intervening
Yaitu
variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain.
Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan
terpengaruh.
4.
Variabel Moderator
Dalam
mengidentifikasi Variabel moderator di maksud adalah variabel yang karena
fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta memperjelas hubungan
bebas dengan variabel tergantung.
5.
Variabel kendali
Ialah
yang membatasi (sebagai kendali) atau mewamai variabel moderator. Variabel ini
berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan
variabel moderator jadi juga seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut
berpengaruh terhadap variabel tergantung.
6.
Variabel Rambang
Berlainan
dengan variabel bebas, Yang fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian.
Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau
pengaruhinya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun
tergantung.
2.3.3 Analisis Contoh Judul NonPTK
1.
Contoh judul NonPTK satu variabel di
kelas
“ANALISIS BAHAN AJAR MENULIS BERITA
KELAS VIII SMP NEGERI 3 BANJAR”
Bisa
kita lihat pada contoh judul diatas menggunakan kata kunci yaitu “analisis”
sehingga dapat dipastikan bahwa judul tersebut adalah penelitian NonPTK. Kita
lihat juga tidak terdapat pola judul PTK seperti X meningkatkan Y. Pada contoh
di atas terdapat satu variabel bebas yakni pada kalimat “Bahan Ajar Menulis Berita”. Dari judul ini pemakaian variabel bebas
merupakan masalah yang akan dijelaskan dan dianalisis. Dikatakan di kelas,
karena tempat penelitiannya di kelas yaitu “Kelas
VIII SMP Negeri 3 Banjar”. Subjek yang diteliti adalah siswa yang berada
dalam satu kelas tersebut.
2.
Contoh judul NonPTK dua variabel tidak
di kelas
“AKTIVITAS DAN PRODUK JURNALISTIK SISWA SMA NEGERI 2 SEMARAPURA”
Dari contoh di atas terdapat
dua variabel bebas yakni“Aktivitas”dan“Produk”. Kedua variabel tersebut
memiliki maksud yang tujuan yang berbeda. Jika kita lakukan pelatihan terhadap
variabel bebas tersebut, maka akan terjadi perbedaan antara kedua variabel. Dari hal tersebutlah
kita tahu bagaimana pemahaman siswa terhadap kedua kegiatan itu. Bedanya
dengan variabel di kelas yaitu pada subjek yang diteliti. Kalau di kelas yang
diteliti hanyalah siswa dalam satu kelas, sedangkan tidak dikelas yang diteliti
adalah keseluruhan siswa yang berada pada suatu sekolah/instansi. Penelitian ini subjeknya
siswa yang berada dalam satu lingkungan sekolah yaitu siswa di SMA Negeri 2
Semarapura.
3.
Penutup
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa cara menuliskan judul penelitian,
yaitu 1) Judul sebaiknya tidak terlalu
umum, 2) judul hendaknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek, 3)
judul tidak boleh mengandung singkatan atau akronim, 4) judul disesuaikan
dengan topik bahasan yang sudah ditentukan sebelumnya, 5) memilih kalimat
dengan kata kunci yang pas, 6) Penulisan karya ilmiah secara berkala, masih ada
satu judul pelengkap yang disebut running
title. 7) kata-kata yang dipilih untuk judul sebaiknya mengambil
istilah-istilah ilmiah atau menggambarkan konsep-konsepnya, dan 8) Harus baru,
relevan, dan menarik.
Sedangkan karakteristik judul penelitian tindakan kelas (PTK)
yaitu,
1.) Ada masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah, dan
subjek, 2.) Dirumuskan secara singkat, padat, spesifik, dan tidak memberikan
kemungkinan penafsiran yang beragam, serta memberikan gambaran tentang apa yang
dipermasalahkan dalam PTK, 3.) Jumlah kata dalam judul tidak lebih dari 22 kata,
4.) Judul harus memuat keterangan tentang lokasi waktu, serta kelas yang
dijadikan penelitian, dan mata pelajaran yang dijadikan PTK.
Menurut Narbuko dan Achmadi
(2005:119-1120) variabel dapat dibedakan menjadi 6 berdasarkan fungsinya, yaitu
Variabel Terikat (Dependent Variabel), Variabel
Bebas (Independent Variabel), Variabel Intervening, Variabel Moderator, Variabel
kendali, Variabel Rambang.
Makalah
ini sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan masukan dari pembaca agar makalah ini bisa disempurnakan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Judul penelitian NonPTK satu variabel di kelas diartikan
bahwa dalam judul tersebut memiliki satu variabel yang digunakan pada satu
kelas. Judul
penelitian NonPTK dua variabel tidak di kelas diartikan bahwa dalam judul
tersebut memiliki dua variabel yang dilakukan di lapangan dan memiliki
perbedaan terhadap dua variabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Barok,
Irfan. 2014. Cara Menemukan Masalah dan
Menentukan Judul PTK. http://penelitian-tindindakan-kelas.blogspot.sg/2014/04/bab-i-pendahuluana.html?m=1
(diakses pada 2 Maret 2017 )
Dalman.
2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Djuroto,
dkk. 2007. Menulis Artikel dan Karya
Ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Firdaus,
M. Aziz. 2012. Metode Penelitian.
Tangerang: Jelajah Nusa.
Indriati,
Elly. 2005. Menulis Artikel dan Karya
Tulis Ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi. . Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kunandar.
2010. Langkah Mudah PenelitianTindakan
Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mulyasa.
2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Narbuko,
Cholid., & Abu Achmadi. 2005. Metodologi
Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wendra.
2016. Penulisan Karya Ilmiah.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar