Ragam
Kurikulum
- Dari sudut masa/orientasi
1. Kurikulum
Tradisional
sejumlah
mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang harus ditempuh dipelajari dikuasai
oleh peserta didik untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau Ijazah. Orientasi
pada pengajar.
2. Kurikulum
Modern
Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di luar sekolah asal kegiatan
tersebut berada dibawah tanggung jawab guru (sekolah). Yang dimaksud dengan
kegiatan itu tidak terbatas intra ataupun ekstra kurikuler. Apapun yang
dilakukan siswa asal saja ada dibawah tanggung jawab dan bimbingan guru, itu
adalah kurikulum dalam artian modern. Orientasi pada pembelajar.
- System nilai pendidikan
1.
Kurikulum Humanisme Klasik
Model
kurikulum ini menekankan pada pengembangan kepribadian peserta didik secara
utuh dan seimbang antara perkembangan segi intelektual, afektif, dan
psikomotor. Kurikulum ini menekankan pengembangan dan kemampuan dengan
memperhatikan minat dan kebutuhan peseta didik dn pembelajarannya ber pusat
pada peserta didik. Pembelajaran segi-segi sosial, moral, dan afektif mendapat
perhatian utama dalam model kurikulum ini. Model kurikulum ini berkembang dan
digunakan dalam pendidikan pribadi. berorientasi pada ilmu pengetahuan (isi)
serta kemajuan dan peningkatan nilai-nilai intelektual dan kultural.
Pemeliharaan dan penyebaran nilai kearifan dan kebudayaan generasi terdahulu.
2.
Kurikulum Rekontruksionalisme
– Mengenai kurikulum,
rekonstruksianisme mengorganisir kurikulum yang oleh Brameld disebut “the
wheel” (roda) kurikulum, di mana inti (core) tujuan pendidikan versi
rekonstruksianisme menjadi inti dari kurikulum “roda” tersebut dan menjadi tema
sentral pendidikan. Kurikulum ini bersifat sentripetal sekaligus sentrifugal,
sentripetal karena akan membawa masyarakat atau komunitas bersama kepada studi
yang bersifat umum. Sentrifugal karena akan meningkatkan proyeksi pendidikan di
sekolah-sekolah formal ke dalam komunitas yang lebih luas. Hal tersebut secara
tidak langsung akan menciptakan transformasi kultural di dalam hubungan yang
dinamis antara sekolah dan masyarakat . berorientasi pada tujuan, bersifat
optimistik, perubahan sosial dapat dilakukan dengan pendidikan.
3.
Kurikulum Progresivisme
Aliran
filsafat progresivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia
pendidikan pada abad ke-20, di mana telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan
dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebebasan baik secara
fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang
terpendam dalam dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang
lain, Oleh karena itu filsafat progresivisme tidak menyetujui pendidikan yang
otoriter. Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar
untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan
sekaligus mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik. pendekatan
proses, menghargai perbedaan individual siswa, pengetahuan tentatif
- Teori dan praktik
1. Kurikulum
Teoritis
Kurikulum
Teoritis adalah kurikulum yang sesuai dari hasil observasi yang kongkret di
lapangan dan abtraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang
tersusun secara logis dan bertujuan. Kurikulum ini berhubungan dengan
pengetahuan alam.
2. Kurikulum
Praktis
Kurikulum
Praktis adalah kurikulum yang dibuat
berdasarkan praktik. Kurikulum ini berhubungan dengan sikap, norma, social
peserta didik.
- Kejelasan
1. Kurikulum
Nyata
kegiatan-kegiatan
nyata yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau yang menjadi kenyataan dari
kurikulum yang direncanakan, sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum. Kurikulum
aktual ini seyogyanya sama dengan kurikulum ideal, atau sekurang-kurangnya
mendekati kurikulum ideal, meskipun tak mungkin sama dalam kenyataannya.
2. Kurikulum
Terselubung
Kurikulum
Terselubung adalah segala sesuatu yang mempengaruhi peserta didik secara
positif ketika sedang mempelajari sesuatu. Pengaruh itu mungkin dari pribadi
guru, peserta didik itu sendiri, karyawan sekolah, suasana pembelajaran dan sebagainya.
Kurikulum terselubung ini terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal atau
dalam kurikulum nyata. Kurikulum terselubung ini sangat
kompleks, sukar diketahui dan dinilai.
C.Wayne Gordon adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah hidden
curriculum berpendapat bahwa sikap sebaiknya diajarkan di lingkungan
pendidikan informal (keluarga) melalui hidden curriculum.
- Perspektif
1. Kurikulum
Ideal
kurikulum
yang berisi sesuatu yang baik, yang diharapkan atau dicita-citakan, sebagaimana
dimuat dalam buku kurikulum. mengandung segala sesuatu yang dianggap penting
sehingga dianggap perlu dimasukan kedalamnya oleh hampir setiap orang.
Cakupannya skan sangat luas, kandungan-nya tidak sistematis, dan bebannya
menjadi sangat besar sehingga tidak mungkin terwujud. Namun, kurikulum ideal
tetap ada fungsinya, yaitu sebagai pencerminan aspirasi warga masyarakat yang
perlu diperhatikan, disaring, ditata, dan dikemas dalam sosok yang tepat oleh
semua pihak yang terlibat dengan kebijakan pendidikan formal.
2. Kurikulum
Formal
Kurikulum
formal ialah rancangan di mana aktiviti pembelajaran dijalankan supaya matlamat
atau objektif pendidikan dan sekolah tercapai.
3. Kurikulum
Intruksional
Kurikulum
instruksional adalah terjemahan dari kurikulum formal menjadi seperangkat
skenario pembelajaran dari jam pertemuan ke jam pertemuan oleh guru yang
bertugas mengimplementasikan suatu kurikulum formal dalam suatu konteks
kelembagaan tertentu. Dengan kata lain, kurikulum instruksional adalah
kurikulum yang mencerminkan niat para guru sebagai implementator kurikulum.
4. Kurikulum
Operasional
Kurikulum
operasional adalah perwujudan obyektif dari ‘niat’ kurikulum instruksional
dalam bentuk interaksi pembelajaran segala sesuatu yang dilaksanakan guru,
siswa dan bagaimana interaksi di antara keduanya. Keterwujudan kurikulum
operasional dapat diverifikasi oleh pengamat ahli sehingga kesesuaiannya dengan
hajat yang tertampilkan sebagai tujuan kurikulum formal itu dapat dinilai
secara obyektif.
5. Kurikulum
ekspresiensial
Kurikulum
ekspresiensial adalah makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh peserta
didik. Oleh karena itu, kurikulum eksperiensal akan membuahkan dampak dalam
bentuk perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar