Ragam Kurikulum - Mininewspaper

Breaking News

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sabtu, 21 November 2015

Ragam Kurikulum

Ragam Kurikulum

  1. Dari sudut masa/orientasi
1.      Kurikulum Tradisional
sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang harus ditempuh dipelajari dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau Ijazah. Orientasi pada pengajar.
2.      Kurikulum Modern
 Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawab guru (sekolah). Yang dimaksud dengan kegiatan itu tidak terbatas intra ataupun ekstra kurikuler. Apapun yang dilakukan siswa asal saja ada dibawah tanggung jawab dan bimbingan guru, itu adalah kurikulum dalam artian modern. Orientasi pada pembelajar.
  1. System nilai pendidikan
1.         Kurikulum Humanisme Klasik
Model kurikulum ini menekankan pada pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh dan seimbang antara perkembangan segi intelektual, afektif, dan psikomotor. Kurikulum ini menekankan pengembangan dan kemampuan dengan memperhatikan minat dan kebutuhan peseta didik dn pembelajarannya ber pusat pada peserta didik. Pembelajaran segi-segi sosial, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam model kurikulum ini. Model kurikulum ini berkembang dan digunakan dalam pendidikan pribadi. berorientasi pada ilmu pengetahuan (isi) serta kemajuan dan peningkatan nilai-nilai intelektual dan kultural. Pemeliharaan dan penyebaran nilai kearifan dan kebudayaan generasi terdahulu.
2.         Kurikulum Rekontruksionalisme
     Mengenai kurikulum, rekonstruksianisme mengorganisir kurikulum yang oleh Brameld disebut “the wheel” (roda) kurikulum, di mana inti (core) tujuan pendidikan versi rekonstruksianisme menjadi inti dari kurikulum “roda” tersebut dan menjadi tema sentral pendidikan. Kurikulum ini bersifat sentripetal sekaligus sentrifugal, sentripetal karena akan membawa masyarakat atau komunitas bersama kepada studi yang bersifat umum. Sentrifugal karena akan meningkatkan proyeksi pendidikan di sekolah-sekolah formal ke dalam komunitas yang lebih luas. Hal tersebut secara tidak langsung akan menciptakan transformasi kultural di dalam hubungan yang dinamis antara sekolah dan masyarakat . berorientasi pada tujuan, bersifat optimistik, perubahan sosial dapat dilakukan dengan pendidikan.

3.         Kurikulum Progresivisme
Aliran filsafat progresivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan pada abad ke-20, di mana telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebebasan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain, Oleh karena itu filsafat progresivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan sekaligus mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik. pendekatan proses, menghargai perbedaan individual siswa, pengetahuan tentatif
  1. Teori dan praktik
1.      Kurikulum Teoritis
Kurikulum Teoritis adalah kurikulum yang sesuai dari hasil observasi yang kongkret di lapangan dan abtraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan. Kurikulum ini berhubungan dengan pengetahuan alam.
2.      Kurikulum Praktis
Kurikulum Praktis  adalah kurikulum yang dibuat berdasarkan praktik. Kurikulum ini berhubungan dengan sikap, norma, social peserta didik.


  1. Kejelasan
1.      Kurikulum Nyata
kegiatan-kegiatan nyata yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau yang menjadi kenyataan dari kurikulum yang direncanakan, sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum. Kurikulum aktual ini seyogyanya sama dengan kurikulum ideal, atau sekurang-kurangnya mendekati kurikulum ideal, meskipun tak mungkin sama dalam kenyataannya.
2.      Kurikulum Terselubung
Kurikulum Terselubung adalah segala sesuatu yang mempengaruhi peserta didik secara positif ketika sedang mempelajari sesuatu. Pengaruh itu mungkin dari pribadi guru, peserta didik itu sendiri, karyawan sekolah, suasana pembelajaran dan sebagainya. Kurikulum terselubung ini terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal atau dalam kurikulum nyata. Kurikulum terselubung ini sangat kompleks, sukar diketahui dan dinilai.  C.Wayne Gordon adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah hidden curriculum berpendapat bahwa sikap sebaiknya diajarkan di lingkungan pendidikan informal (keluarga) melalui hidden curriculum.
  1. Perspektif
1.      Kurikulum Ideal
kurikulum yang berisi sesuatu yang baik, yang diharapkan atau dicita-citakan, sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum. mengandung segala sesuatu yang dianggap penting sehingga dianggap perlu dimasukan kedalamnya oleh hampir setiap orang. Cakupannya skan sangat luas, kandungan-nya tidak sistematis, dan bebannya menjadi sangat besar sehingga tidak mungkin terwujud. Namun, kurikulum ideal tetap ada fungsinya, yaitu sebagai pencerminan aspirasi warga masyarakat yang perlu diperhatikan, disaring, ditata, dan dikemas dalam sosok yang tepat oleh semua pihak yang terlibat dengan kebijakan pendidikan formal.
2.      Kurikulum Formal
Kurikulum formal ialah rancangan di mana aktiviti pembelajaran dijalankan supaya matlamat atau objektif pendidikan dan sekolah tercapai.
3.      Kurikulum Intruksional
Kurikulum instruksional adalah terjemahan dari kurikulum formal menjadi seperangkat skenario pembelajaran dari jam pertemuan ke jam pertemuan oleh guru yang bertugas mengimplementasikan suatu kurikulum formal dalam suatu konteks kelembagaan tertentu. Dengan kata lain, kurikulum instruksional adalah kurikulum yang mencerminkan niat para guru sebagai implementator kurikulum.
4.      Kurikulum Operasional
Kurikulum operasional adalah perwujudan obyektif dari ‘niat’ kurikulum instruksional dalam bentuk interaksi pembelajaran segala sesuatu yang dilaksanakan guru, siswa dan bagaimana interaksi di antara keduanya. Keterwujudan kurikulum operasional dapat diverifikasi oleh pengamat ahli sehingga kesesuaiannya dengan hajat yang tertampilkan sebagai tujuan kurikulum formal itu dapat dinilai secara obyektif.
5.      Kurikulum ekspresiensial
Kurikulum ekspresiensial adalah makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum eksperiensal akan membuahkan dampak dalam bentuk perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages