Komponen Kurikulum - Mininewspaper

Breaking News

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sabtu, 21 November 2015

Komponen Kurikulum


  1. Tujuan Kurikulum : Sasaran yang akan dicapai. Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang di cita – citakan, misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
  2. Sumber Penentu Tujuan
-          Falsafah bangsa: Pancasila dan UUD
-          Strategi pembangunan: Pegembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective), menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar ( selection of learning experiences), mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning experiences), dan mengevaluasi (evaluating).
-          Hakikat anak didik: Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Didalam proses belajar-mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa atau anak didik itu akan menjadi faktor “penentu” sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
-          IPTEKS: pengembangan kurikulum salah satunya haruslah memperhatikan IPTEK. Sebab tanpa memperhatikanIPTEK kurikulum tersebut akan ketinggalan zaman dan pelajar tidak dapat ilmu yang dituntut oleh dunia pekerjaan. Sehingga pada hakekatnya inovasi kurikulum terus berjalan mengiringi kemajuan jaman, sehingga menghasilkan materi pembelajaran berupa struktur ilmu perkembangan IPTEK.
Alasan lain mengapa IPTEK  harus digunakan sebagai landasan kurikulum adalah:
1)       Kemajuan IPTEK membawa manusia pada masa yang tak pernah terbayangkan sebelumnya
2)       Banyaknya muncul permasalahan- permasalahan akibat penyalahgunaan kemajuan IPTEK 
3)       Kurikulum perlu diupdate agar sesuai dengan perkembangan teknologi
4)       Perubahan yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam pengembangan kurikulum adalah: perubahan pola hidup dan perubahan sosial politik

  1. Jenis Tujuan
-          Tujuan pendidikan nasional: mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan.
-          Tujuan pendidikan institusional/lembaga: Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tujuan institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional), harus memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan institusional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga pendidikannya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.
-          Tujuan kurikuler: Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara oerasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.
-          Tujuan intruksional/pengajaran: Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus dicapai oIeh mereka setelah menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.
  1. Isi dan Struktur kurikulum
-          Hakikat isi
1.      Isi kurikulum adalah bahan yang diajarkan.
2.      Isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa.
3.      Pengetahuan ilmiah bias disebut ilmu yang tidak ilmiah adalah penegtahuan.
4.      Ilmiah adalah hal-hal yang bias diamatai oleh mata manusia yang memiliki system dan pola.
5.      Satu pengetahuan bisa memiliki pengalaman.
6.      Isi kurikulum sesuai dengan :
-       Jenjang Pendidikan: Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Guru menyesuaikan kurikulum yang digunakan yang sudah disahkan oleh peemerintah lalu mengaplikasikannya sesuai dengan jenjang apa dia mengajar.
-       Kebutuhan Masyarakat : Dalam kehidupan sosial yang semakin kompleks tersebut, maka muncul pula berbagai kekuatan kelompok yang dapat memberikan tekanan terhadp penyelenggaraan dan praktik pendidikan termasuk di dalamnya tekanan-tekanan dalam proses pengembangan isi kurikulum sebagai alat dan pedoman penyelenggaraan pendidikan. Kesulitan para pengembangan kurikulum adalah manakalah setiap kelompok sosial itu memberikan masukan dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan kepentingan kelompoknya, seperti misalnya tuntutan golongan agama, politik, militer, industry, dan lain sebagainya. Bukan hanya itu pertentangan-pertentangan pun sering terjadi sehubungan dengan cara pandang yang berbeda tentang makana pendidikan setiap kelompok tersebut. Misalkan cara pandang kelompok agamawan atau kelompok budayawan yang lebih menekankan pendidikan di sekolah sebagai proses penanaman budi pekerti berbeda dengan cara pandang kelompok industriawan yang lebih menekankan pendidikan di sekolah sebagai wadah untuk membentuk generasi manusia yang siap pakai dengan sejumlah keterampilan teknis sesuai dengan tuntutan industri. Cara pandang yang berbeda semacam ini tentu saja memunjulkan kriteria keberhasilan itu tidak pernah memuaskan semua golongan sosial.
-       Perkembangan Ipteks: Munculnya permasalahan-permasalahan tersebut menyebabkan tugas-tugas pendidikan yang diemban sekolah menjadi kian kompleks. Tugas sekolah menjadi semakin berat, dan kadang-kadang tidak mampu lagi melaksanakan semua tuntutan masyarakat. Dengan tugas dan tanggung pendidikan yang demikian berat, kurikulum sebagai alat pendidikan, harus selalu diperbarui menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi baik isi maupun prosesnya, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat. Pendidikan merupakan usaha menyiapkan anak didik agar siap menghadapi lingkungan yang senantiasa mengalami perubahan. Kita maklumi bersama bahwa perubahan tersebut berjalan dengan pesat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, serta membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan guna perannya di masa datang. Sementara itu teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya untuk memecahkan masalah-maslaah praktis. Dengan demikian Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang teramat pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat.          IPTEK dimiliki seluruh bangsa, dan senantiasa berkembang mengikuti perkembangan masyarakatnya. Perkembangan IPTEK memiliki pengaruh yang cukup luas, meliputi segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan, perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal balik dengan pendidikan.

  1. 3 Jenis Pengetahuan
-          Pengetahuan benar-salah: terkait dengan logika. sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. dalam kata lain dapat kita ketahui definisi arti ilmu yaitu sesuatu yang didapat dari kegiatan membaca dan memahami benda-benda maupun peristiwa, diwaktu kecil kita belajar membaca huruf abjad, lalu berlanjut menelaah kata-kata  dan seiring bertambahnya usia secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kita terus belajar membaca, hanya saja yang dibaca sudah berkembang bukan hanya dalam bentuk bahasa tulis namun membaca alam semesta seisinya sebagai usaha dalam menemukan kebenaran.
-          Pengetahuan baik-buruk: terkait dengan etika. Jika hilang karakter siswa yang rusak. Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi.
-          Pengetahuan indah-buruk: terkait dengan estetika. Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya.
  1. Kriteria memilih isi kurikulum
Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan isi kurikulum sebagaimana yang dikemukakan oleh Hilda Taba dalam Ali (2008) adalah:
1.      Isi kurikulum harus valid (sahih) dan signifikan (terpercaya)
2.      Isi kurikulum harus berpegang kepada kenyataan-kenyataan sosial
3.      Kedalaman dan keluasan isi kurikulum harus seimbang
4.      Isi kurikulum menjangkau tujuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap
5.      Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan disesuaikan dengan pengalaman siswa
6.      Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik minat siswa

  1. Mata pelajaran sebagai isi kurikulum dikelompokkan menjadi:
-   Mata pelajaran umum dan khusus
Mata pelajaran umum adalah mata pelajaran yang membantu perkembangan kepribadian seorang siswa agar mampu berperan di dalam anggota masyarakat, bangsa dan agama.
Mata pelajaran khusus adalah mata pelajaran yang membantu siswa untuk mempunyai keahlian khusus sesuai minat dan bakatnya.
-   Mata pelajaran deskriptif dan normative :
Mata pelajaran deskriptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Contohnya   Bahasa Inggris, Matematika, I P A, Fisika, Kimia, I P S
Mata pelajaran normative: kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Contohnya adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Penjas,Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya
  1. Fungsi mata pelajaran dalam struktur kurikulum
-       Fungsi pendidikan umum : yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan, memahami setiap hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial. Dengan demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada jenjang dan level atau jenis pendidikan manapun. pendidikan sebagai penegak nilai, pendidikan sebagai sarana pengembang masyarakat, dan pendidikan sebagai upaya pengembangan potensi manusia. Contohnya menanamkan pada siswa sikap mandiri dan kreatif
-       Fungsi pendidikan akademik: fungsi pendidikan akademik adalah Melaksanakan administrasi pendidikan dan evaluasi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, Melaksanakan registrasi dan statistic, Melaksanakan administrasi sarana pendidikan.
-       Fungsi pendidikan keahlian/profesi: Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian misalnya perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik. Bidang-bidang semacam itu yang diberikan sebagai pilihan, yang pada akhinnya setiap peserta didik memiliki keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya. Untuk itu pengembang kurikulum harus melibatkan para spesialis untuk menentukan kemampuan apa yang harus dimiliki setiap siswa sesuai dengan bidang keahliannya. Contohnya Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui kurikulum siswa akan memahami apa yang harus dicapai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus dikuasai, dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
-       Fungsi pendidikan keterampilan: fungsi pendidikan keterampilan adalah kelebihan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mampu menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. sumber lain mengatakan keterampilan yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Contohnya adalah sekolah-sekolah yang memberikan keterampilan khusus yaitu menjahit, otomotif, atau memasak.
  1. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian – bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages