Semakin
ngetrennya ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan membuat para pemuda Seka Teruna
Teruni (STT) di banjar-banjar berlomba-lomba membuat ogoh-ogoh ramah lingkungan
dan menuangkan ide-ide kreatifnya.
ngetrennya ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan membuat para pemuda Seka Teruna
Teruni (STT) di banjar-banjar berlomba-lomba membuat ogoh-ogoh ramah lingkungan
dan menuangkan ide-ide kreatifnya.
Para pemuda STT
Dharma Subhiksa, Banjar Sasih, Panjer, Denpasar pun membuat ogoh-ogoh cukup
unik dan berbahan ramah lingkungan tentunya.
Dharma Subhiksa, Banjar Sasih, Panjer, Denpasar pun membuat ogoh-ogoh cukup
unik dan berbahan ramah lingkungan tentunya.
Ogoh-ogoh diberi
nama ‘Legu Gondong’ terbuat dari ribuan biji-bijian seperti beras merah, ketan
putih dan hitam, kacang hijau, biji jagung, selai itu juga dari serbuk kayu
serta beberapa cangkang telur.
nama ‘Legu Gondong’ terbuat dari ribuan biji-bijian seperti beras merah, ketan
putih dan hitam, kacang hijau, biji jagung, selai itu juga dari serbuk kayu
serta beberapa cangkang telur.
Pembuatan
ogoh-ogoh ‘Legu Gondong’ sendiri dimulai sejak pertengahan Januari 2020 dengan
anggara sebesar Rp 10 juta.
ogoh-ogoh ‘Legu Gondong’ sendiri dimulai sejak pertengahan Januari 2020 dengan
anggara sebesar Rp 10 juta.
“Kami mulai
sejak pertengahan Januari dari pembuatan sketsa, penyiapan bahan, dan lain
sebagainya. Untuk anggaran ogoh-ogoh itu sebesar Rp 10 juta dan dananya juga
dari sumbangan masayarakat,” jelas Made Sandi Jaya, Ketua STT Dharma Subhiksa,
Rabu (4/3/2020).
sejak pertengahan Januari dari pembuatan sketsa, penyiapan bahan, dan lain
sebagainya. Untuk anggaran ogoh-ogoh itu sebesar Rp 10 juta dan dananya juga
dari sumbangan masayarakat,” jelas Made Sandi Jaya, Ketua STT Dharma Subhiksa,
Rabu (4/3/2020).
Made Sandi Jaya menjelasnya biji-bijian yang
digunakan didapatkan dari membeli dan sebagian didapatkan dari pemberian warga.
digunakan didapatkan dari membeli dan sebagian didapatkan dari pemberian warga.
Sementara, untuk
serbuk kayu didapatkan dari para pemuta STT mendatangi pengrajin kayu untuk
meminta limbah serbuk kayu yang tidak dipakai.
serbuk kayu didapatkan dari para pemuta STT mendatangi pengrajin kayu untuk
meminta limbah serbuk kayu yang tidak dipakai.
Pemakaian
bahan-bahan tersebut juga berdasarkan hasil diskusi dengan para pemuda STT
untuk mendapatkan warna alami tanpa menggunakan warna buatan dari karakter
ogoh-ogoh.
bahan-bahan tersebut juga berdasarkan hasil diskusi dengan para pemuda STT
untuk mendapatkan warna alami tanpa menggunakan warna buatan dari karakter
ogoh-ogoh.
“Ini inisiatif
dari teman-teman STT bagaimana caranya menonjolkan bahan-bahan ramah lingkungan
terutama alam. Untuk biji-bijian totalnya kami menghabiskan totalnya sebanyak
20 kilogram. Kalau serbuk kayu kami mengumpulkan sebanyak 2 kilogram,”
sambungnya.
dari teman-teman STT bagaimana caranya menonjolkan bahan-bahan ramah lingkungan
terutama alam. Untuk biji-bijian totalnya kami menghabiskan totalnya sebanyak
20 kilogram. Kalau serbuk kayu kami mengumpulkan sebanyak 2 kilogram,”
sambungnya.
Ogoh-ogoh ‘Legu
Gondong’ menggambarkan dua karakter yaitu legu atau nyamuk dan manusia.
Gondong’ menggambarkan dua karakter yaitu legu atau nyamuk dan manusia.
Untuk
biji-bijian digunakan pada bagian badan karakter ‘Legu’ atau Nyamuk yang
warnanya didominasi hitam dan putih.
biji-bijian digunakan pada bagian badan karakter ‘Legu’ atau Nyamuk yang
warnanya didominasi hitam dan putih.
Serbuk kayu
digunakan pada bagian badan karakter manusia untuk mendapatkan warna alami
kulit manusia di Indonesia pada umumnya.
digunakan pada bagian badan karakter manusia untuk mendapatkan warna alami
kulit manusia di Indonesia pada umumnya.
Sedangkan
cangkang telur digunakan untuk kuku karakter manusia.
cangkang telur digunakan untuk kuku karakter manusia.
“Kami sendiri
tidak menargetkan untuk menjadi juara. Tapi yang penting hasil karya kami bisa
diterima oleh masyarakat luas. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi untuk STT
yang lain,” harap Made Sandi Jaya.
tidak menargetkan untuk menjadi juara. Tapi yang penting hasil karya kami bisa
diterima oleh masyarakat luas. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi untuk STT
yang lain,” harap Made Sandi Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar