![]() |
| instagram @festivalairsuwat |
Desa Adat Suwat adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Gianyar, Bali.
Desa Adat Suwat
memiliki tradisi unik warga setempat untuk menjaga tradisi budaya di tengah
gempuran tren modernisasi yaitu Festival Air Suwat (FAS).
Festival Air Suwat
(FAS) adalah sebuah tradisi untuk mengangkat kesucian air yang membawa pengaruh
positif bagi warga desa.
Festival Air Suwat
(FAS) digelar di penghujung tahun selama 3 hari yaitu pada tanggal 30, 31
Desember dan 1 Januari.
Puncak dari Festival
Air Suwat (FAS) dilaksanakannya ritual Mendak Tirta dan Siat Yeh atau perang
Air.
SEJARAH
Pada mulanya Festival
Air Suwat (FAS) merupakan keinginan dari prajuru dan warga desa untuk membuat
event tahunan di Desa Adat Suwat.
Pada tahun 2014
tercetuslah Festival Air Suwat (FAS) sebagai wadah kreativitas warga desa dan
branding nama desa agar lebih dikenal.
Festival Air Suwat (FAS)
kini menjadi tradisi untuk mengangkat kesucian air yang membawa pengaruh
positif bagi warga desa.
Sumber mata air yang
berada di Desa Suwat memiliki kualitas air yang sangat baik dan saat itu kerap
digunakan oleh raja-raja pada Zaman Kerajaan Gianyar.
Untuk menghormati
sumber mata air tersebut maka penduduk Desa Suwat menggelar Tradisi Perang Yeh.
Dengan tujuan agar
sumber mata air yang ada di desa mereka terus mengalir karena air juga
merupakan komponen penting di kehidupan manusia.
MAKNA
Puncak Festival Air
Suwat (FAS) yaitu prosesi siat yeh atau perang air digelar di perempatan jalan
karena diartikan sebagai simbol keseimbangan.
Siat Yeh atau perang
air dimaknai untuk melawan energi buruk yang terjadi sebelumnya,
Seperti polarisasi
politik maupun bencana.
Energi buruk itu
diharapkan melebur dan kembali bersih, yang disimbolkan dengan cara mengambil
air dan disiramkan.
Ratusan warga saling
membentuk formasi dari empat penjuru mata angina.
Dimulai dengan aba-aba
hitungan, warga satu sama lain saling menyiram air dengan gayung yang telah
disediakan oleh pihak panitia.
Air yang digunakan untuk siat yeh adalah air suci yang diambil dari Tukad
Melanggih yang terletak di bawah Pura Dalem yang terletak di sebelah Tenggara
Desa Suwat.
Konon, air dari Tirta Melanggih kerap digunakan oleh raja-raja di zaman Kerajaan
Gianyar untuk ritual-ritual.
PROSESI
1.
Hari pertama pada tanggal 30
Desember dimulai dengan pembukaan Festival Air Suwat (FAS) dengan acara trekking.
Prajuru, panitia, dan warga Desa Suwat, Gianyar menyisir
alur jalan persawahan melewati terasering.
Masing-masing membawa karung.
Peserta trekking diwajibkan memungut sampah terutama sampah
plastik.
Peserta yang paling banyak mengumpulkan sampah, maka
mendapat hadiah.
Setelah itu, sebanyak 50 jenis pohon yang fungsinya sebagai
sarana keperluan upacara juga ditanam.
Penanaman ini bertujuan agar warga atau pihak desa adat
nanti tidak sulit mencari saat memerlukan tanaman tersebut.
2.
Hari kedua pada tanggal 31 Desember dilanjutkan
dengan mendak tirta.
Acara mendak tirta dimulai pukul 08.00 Wita.
Warga nunas tirta ke beji (sumber air bersih dan suci) yang
berlokasi di alur sungai atau Tukad Melangge.
Tirta ini untuk persiapan siat yeh keesokan harinya.
Di hari yang sama sekitar pukul 15.00 Wita, acara
dilanjutkan dengan permainan tradisional di tengah sawah.
Berbagai jenis permainan seru digelar mulai dari tarik
tambang, menangkap bebek, mengusung kendi dan sebagainya.
Permainan ini seakan membawa ke masa lalu, masa di mana
smartphone tak begitu menjadi candu.
Hidup di desa, bermain di sawah tanpa sungkan berbalur
lumpur.
Acara ini dibuka untuk umum. Siapa pun boleh jadi
peserta.
3.
Hari ketiga pada tanggal 1 Januari
adalah acara puncak sekaligus penutup rangkaian festival.
Warga berkumpul di perempatan desa (catus pata).
Berdasarkan kosmologi lokal, catus pata adalah episentrum
bertemunya berbagai unsur energi.
Di tempat ini warga menggelar ritual siat yeh atau perang
air.
Siat yeh tujuannya untuk membasuh (melukat) meneguhkan diri
menapaki hari baru, dan semangat baru, di tahun yang baru.
Satu sama lain saling siram tak hanya sebatas bermain.
Namun maknanya saling mengingatkan agar kita menjadi pribadi
yang selalu menyejukkan selayaknya sifat-sitat air.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar