Jika berkunjung ke Desa Adat Penglipuran membuat kenyamanan, ketenangan dan kebahagiaan tersendiri, bagaimana jika benar-benar tinggal di sana.
Lalu bagaimana
pengakuan penduduk asli Desa Adat Penglipuran yang tinggal di desa terbersih di
dunia?
Ia adalah Ni Nyoman
Kelinyar (57), penduduk asli Desa Adat Penglipuran yang tinggal di rumah nomor
30 bersama keluarganya.
Meme Nyoman
sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga dan suaminya, Wayan Kolem sebagai
petani jagung, ketela rambat, kopi, dan coklat.
Ketika tidak di ladang,
ia dan suami saling berbagi tugas.
Sang suami bertugas
menjamu tamu di pintu masuk rumahnya, sedangkan ia bertugas menjamu tamu yang
masuk ke pekarangan rumahnya atau melayani tamu yang bertanya-tanay dan hendak
membeli barang dagangannya.
Meme (ibu) Nyoman,
sapaan akrabnya mengaku tinggal di Desa Adat Penglipuran, sebagai desa
terbersih di dunia ini hampir tidak mengalami duka sama sekali.
“Nggak ada. Nggak ada
duka. Iya tiap hari bahagialah,” ungkapnya sambil tersenyum.
Banjir atau got
tersumbat dengan sampah tidak pernah ia temukan selama tinggal di desa
terbersih di dunia ini.
Lebih lanjut,
dijelaskannya terkait kebersihan di Desa Adat Pengipuran tidak ada peraturan
khusus yang mengatur tentang kebersihan lingkungan.
“Tidak ada sih peraturan
khusus. Tetapi memang kalau di rumah-rumah memang bersih-bersih sendiri. Kesadaran
sendiri lah,” ungkapnya.
Untuk jalan utama, ia
menceritakan tidak diperbolehkan dilalui kendaraan.
“Kendaraan ya lewat pintu
belakang. Jalan depan gak boleh dilewati kendaraan,” tuturnya
Ia mengatakan banyak
wisatawan yang berkunjung ke pekarangan rumahnya.
Baik hanya sekadar
melihat-lihat ataupun membeli barang-barang yang dijual.
“Banyak yang ke sini. Tergantung
orangnya. Ada yang beli ada juga yang hanya melihat-lihat,” jelasnya.
Meme Nyoman merasa
senang dan bersyukur bahwa desanya menjadi salah satu tujuan utama kunjungan
para wisatawan lokal maupun asing.
Dan secara langsung, ia
dan keluarga ikut kecipratan rezeki dari desanya yang dijadikan kunjungan
wisata.
“Bersyukurlah, Senang
sekali karena ada pemasukan. Tidak perlu cari kerjaan ke luar. Kalau untuk di
dapur dan sesajen upacara-upacara gitu cukup lah,” pungkasnya.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar