![]() |
| replika Kapal Pinisi yang kini tidak dapat digunakan lagi dalam perayaan Maulid Nabi di Kampung Bugis Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu (9/11/2019) |
Setiap daerah memiliki ragam tradisinya tersendiri dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ada
tradisi Grebeg Maulud di Yogyakarta, tradisi Dulangan di Lombok,
Festival Endhog-Endogan di Banyuwangi, hingga Kirab Rebana dan Kapal
Pinisi di Serangan, Bali.
Kirab Rebana dan Kapal Pinisi oleh masyarakat Kampung Bugis di Serangan, Bali ini sudah dilaksakan turun-temurun.
Takmir
Masjid As-Syuhada Kampung Bugis, Syukur menceritakan bahwa tradisi
kirap rebana dan menggunakan replika Kapal Pinisi sudah dilakukan sejak
tahun 90-an.
Bukan tanpa alasan, Suku Bugis di Kampung Bugis identik dengan pelaut maka dari itu digunakan replika Kapal Pinisi.
"Perayaan
Maulid Nabi Kampung Bugis di sini yang biasa kita lakukan dengan kirab
rebana dan replika Kapal Penisi yang identik dengan suku Bugis untuk
menyemangati hidup kita sebagai pelaut," jelasnya, Sabtu (9/11/2019).
Kirab Kapal Pinisi ini digunakan sebagai tradisi Maulid Nabi di Kampung Bugis Serangan oleh sesepuhnya, alm. Abdurrahman.
Yang biasa dibuat dari kayu mahoni atau kayu jati.
"Intinya
dalam perayaan ini untuk mengenang kelahiran Nabi dan sudah diberikan
keberkahan sebagai nelayan. Jadi itulah sesepuh kita membuat perahu ini
sebagai simbol syukur kita kepada Allah SWT," paparnya.
Setiap tahunnya, kirab replika Kapal Pinisi tidak pernah luput dari perayaan Maulid Nabi oleh warga suku Bugis di Kampung Bugis.
Kapal
Pinisi dihias dengan telur dan sinto atau bunga hiasan yang kemudian
diarak berkeliling kampung disertai dengan rebana dan diiringi dengan
sholawat Nabi.
Namun,
perayaan Maulid Nabi tahun ini berbeda, setelah 6 tahun, replika Kapal
Pinisi yang terbuat dari kayu tidak lagi bisa digunakan karena mengalami
kerusakan.
Namun, simbol kebanggan para pelaut suku Bugis ini sementara diganti dengan replika Kapal Pinisi dari pohon pisang.
"Nanti
akan dibuatkan lagi yang baru Kapal Pinisi dari kayu. Agar perayaan
tetap ada simbol perahu. Sebagai warga Bugis belum lengkap rasanya kalau
perayaan Maulid Nabi tidak ada Kapal Pinisi," tambahnya.
Syuku
mempertegas bahwa pihaknya tidak akan meninggalkan kearifan lokal suku
Bugis dalam merayakan hari keagamaan, salah satunya Kapal Pinisi.
"Kita
tidak akan meninggalkan kearifan lokal dan kita tetap akan melakukan
itu. Kita akan terus melestarikan peninggalan sejarah dan tradisi suku
Bugis," tutupnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar