Berkenalan Dengan Viebeke Lengkong, Perempuan Pembawa Perubahan di Bali - Mininewspaper

Breaking News

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 19 November 2019

Berkenalan Dengan Viebeke Lengkong, Perempuan Pembawa Perubahan di Bali


 
Viebeke Lenkong saat ditemui di kediamannya di Badung

VIEBEKE LENGKONG

BALI -  Menjadi aktivis lingkungan dan sosial yang membawa perubahan tentunya tidaklah mudah.

Apalagi jika ia adalah seorang perempuan, stigma negatif yang diberikan kepada perempuan sebagai makhluk lemah atau pendapatnya yang selalu dikesampingkan.

Viebeke Lengkong, wanita paruh baya yang juga seorang aktivis lingkungan dan sosial di Bali yang membuktikan bahwa suara perempuan juga membawa perubahan.

Ia pernah mengenyam pendidikan di SD Timur, Malang, SMP PSKD Jakarta, SMA Farmasi Tunas Bangsa, Jakarta, Academy Lelang Of Eccomerse Inggris & Swisterland, dan menyelesaikan S2 nya di New York.

Viebeke, sapaan akrabnya mengaku tidak ada motivasi atau alasan khusus menjadi aktivis lingkungan dan sosial, Viebeke hanya mengaku dari kecil terbiasa ikut eyang dan ayahnya dalam kegiatan sosial.

Ia yang sempat tinggal di Surabaya pada usia 5 tahun, ia yang berasal dari keluarga berada tinggal di sebuah rumah mewah.

"Di belakang rumah saya waktu itu terdapat perumahan kumuh. Saya dengan baby sister sering bermain di rumah kumuh. Saya datangi anak-anak seusia saya di sana, saya berikan tebak-tebakan 1 tambah satu kepada mereka. Kemudian kalau menjawab benar saya berikan permen. Saat itu saya sudah berfikir kok bisa ya mereka hidup seperti itu, apa sebabnya dan lain sebagainya," ucapnya.

Perbedaan kehidupan yang membuatnya lebih nyaman berkumpul dengan anak-anak pinggir dari pada anak-anak yang sama dari kalangannya.

Saat ia dewasa, pada tahun 1960-an, Viebeke ikut turun membantu warga yang terdampak wabah kelaparan akibat letusan Gunung Agung.

Selain itu, pada tahun 2003, ia melayani sebanyak 33 ribu anak di 180 desa untuk bantuan bidang pendidikan di Karangasem dan wilayah lainnya.

Ia melayani anak-anak niminal 2 tahun untuk 1 sekolah di setiap daerah. Diantaranya yakni SD 3 Tianyar Barat, SD 6 Tianyar Barat, dan SD 2 Tianyar Tengah.

"Saya masuk di sekolah-sekolah miskin. Di sana saya lihat kalau pakaian mereka compang-camping berarti termasuk dalam komunitas miskin. Saya berembuk dengan kepala desa dan para guru. Kemudian kita berikan bantuan perlengkapan sekolah, kita renovasi dan benahi sekolahnya," ungkapnya.

Viebeke sendiri pernah menjabat sebagai Konsulat Jenderal Indonesia untuk New York.

Dan saat ini memiliki dan sebagai pendiri sebuah yayasan bernama Yayasan Bali Angel (I’m and Angel) dalam bidang social dan juga aktif sebagai aktivis lingkungan.


Dikenal Sebagai Aktivis Galak Dan Mencak-Mencak, Viebeke Bersyukur Pendapatnya Didengar


Perjuangannya dalam memperjuangannya isu lingkungan dan sosial tak selalu berjalan mulus, ia mengaku sering menghadapi kendala yakni komunikasi manusia.

Saat ia menyampaikan pendapatnya dalam diskusi, tak jarang pendapatnya ditolak dan tidak diterima.

Bahkan, Viebeke dijuluki sebagai aktivis galak dan selalu mencak-mencak karena nada dan gaya bicara saat menyampaikan pendapat.

"Saya galak karena saya benar. Apalagi orang di pemerintahan sukar sekali menerima pendapat karena mereka merasa berkuasa," terangnya.

Viebeke merasa gusar, marah, gundah, dan jengah pada pemerintah ataupun instansi yang mengundangnya jika pembahasan tentang isu lingkungan yang disampaikan hanya data angka yang menurutnya tidak pernah akurat.

"Contohnya pembahasan tentang krisis air di Bali. Pemerintah tidak pernah mengakui kalau Bali sedang krisis air. Sedangkan program seperti dam mereka buat karena menanggapi isu krisis air. Itu membuat saya jengah. Itu yang membuat kualitas masyarakat kita tidak naik-naik," tambahnya.

Lebih lanjut, pemerintah dirasa selalu menganggap remeh pendapat masyarakat yang membuatnya bernada tinggi saat menyampaikan pendapat.

"Saya bersyukur bahwa diberikan kesempatan untuk menjelajahi dunia. Saya diberkati dengan rasa penasaran tinggi dan selalu ingin tahu. Saya juga terenyuh ditokohkan di Kuta, Legian, dan Seminyak,"

"Saya selalu diberikan support, kalau ada apapun saya dijadikan garda terdepan. Meskipun saya seorang perempuan dan tak jarang ada intimidasi, tetapi pendapat saya selalu didengarkan," tambahnya

Selain lingkungan dan sosial bidang pendidikan, pada tahun 2019 ini ia akan memfokuskan diri memperjuangkan kaum disabilitas dengan bekerja sama dengan Yayasan Sari Hati, Ubud.

Disela-sela menjadi seorang aktivis lingkungan dan sosial, Viebeke bersama kedua anaknya mengelola vila dan cafe di Kerobokan, Badung.

Dari tangannya,Viebeke dibantu dengan seorang asisten rumah tangganya membuat sendiri roti-roti yang dijual cafe miliknya, salah satunya di Bucu Cafe.

Mulai dari brownis, panini, english muffin, sourdough, white bread, brioche, cinamon roll, dan masih banyak lagi.
  
BIODATA
Nama lengkap : Viebeke Lengkong
TTL : Jakarta

Riwayat pendidikan : 
1. SD Sang Timur, Malang
2. SMP PSKD Jakarta
3. SMA Farmasi Tunas Bangsa, Jakarta
4. Acamedy lelang of ecomerse Inggris & Swisterland, 
5. S2 New York

Riwayat pekerjaan : 
1. America trade sales. Inc new york
2. Konsulat Jenderal Indonesia untuk New York
3. Desain, building, perhotelan jakarta, pengusaha, pemerhati sosial & lingkungan

Pengalaman organisasi : 
1. Parum samigita, seminyak legian kuta
2. Yayasan bali angel (I'm and angel)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages