SEJARAH DENPASAR FESTIVAL - Mininewspaper

Breaking News

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 30 Desember 2019

SEJARAH DENPASAR FESTIVAL



PENJELASAN UMUM
Denpasar Festival atau biasa disebut Denfest merupakan even akbar di penghujung tahun Kota Denpasar.
Denpasar Festival sebagai salah satu ruang unggulan dalam hal pemanggungan kreativitas, sesungguhnya memosisikan kemakmuran, kecerdasan dan kebahagiaan masyarakatnya sedari awal.
Denpasar Festival merespon perkembangan sebuah kota yang ulet merawat pusaka budaya, merangsang kekinian kreativitas dan mendorong inovasi masa depan setiap tahunnya.
Denpasar Festival selalu digelar pada akhir tahun yaitu pada tanggal 28-31 Desember.
Ragam ekpresi seni budaya, baik yang bernuansa tradisional, modern maupun evant-garde ini, setidaknya dipilih dan dipersiapkan memenuhi 6 aspek yang meliputi: display (showcasing), menjual (selling), menginspirasi (inspiring), mentransformasi (transforming), menghibur (entertaining), dan mendidik (educating). 

SEJARAH



Denpasar Festival (Denfest) pada awal mulanya bernama Gajah Mada Town Festival yang digelar pertama kali pada tahun 2008.
Yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, Denpasar.
Gajah Mada Town Festival saat itu digelar dengan tujuan untuk menghidupkan nuansa heritage Jalan Gajah Mada, Denpasar sebagai pusat perekonomian.
Seiring berjalannya waktu, Gajah Mada Town Festival mendapat apresiasi dari masyarakat yang membuat pemerintah ingin mengembangkan ke arah yang lebih luas lagi dengan nuansa mencakup seluruh aktivitas masyarakat Kota Denpasar.
Sehingga, pada pelaksaan tahun kedua pada 2009 diresmikan menjadi Denpasar Festival (Denfest).
Untuk mengapresiasi masukan dari masyarakat, Pemerintah Kota Denpasar kemudian merubah lokasi dan zona pelaksaan even akbar ini yang mulanya berlokasi di Jalan Gajah mada lalu dipusatkan di titik nol kilometer Kota Denpasar yaitu di seputaran Patung Catur Muka.

INISIATOR



Denpasar Festival diinisiatori oleh Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga biasa dipanggil Puspayoga.
Puspayoga sendiri saat itu menjabat sebagai Walikota Denpasar periode 2000-2005 dan 2005-2008.
Dan dikembangkan ke arah yang lebih besar yang dirancang oleh Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra atau Rai Mantra.

Yang menjabat sebagai Walikota Denpasar selama dua periode yaitu periode 2010–2015, dan 2016-2020.

TEMA DAN MAKNA DENFEST DARI TAHUN KE TAHUN

  1. 2008 Gajah Mada Town Festival ‘Inspirational Memories’
  2. 2009 berubah menjadi Denfest mengangkat tema ‘Embracing Tommorow’ atau Menyongsong Masa Depan Gemilang
Dimaknai sebagai keberanian dan ketegasan sikap dalam menyongsong masa depan yang bermuara dari pergerakan dinamis dan apresiasi yang komprehensif akan khazanah kemasyarakatan dan segenap potensi kebudayaan dan kreatifitas yang tumbuh dan berkembang di lingkup kota Denpasar.
  1. 2010 ‘Buana Citra Kara’ atau Ranah Bertabur Kreasi dan Prestasi
‘Buana Citra Kara’ dapat dimaknai lebih lanjut sebagai upaya untuk merealisasikan keberanian dan ketegasan sikap semua komponen kota Denpasar yang pernah dideklarasikan pada perhelatan Denpasar Festival ke-2 tahun lalu dengan mengususng tema ‘Embracing Tomorrow’ atau Menyongsong Masa Depan Gemilang.
Yang bermuara dari pergerakan dinamis dan apresiasi yang komperehensif akan khazanah nilai-nilai luhur kemasyarakatan serta ekpresi dan apresiasi dari segenap potensi kebudayaan dan kreativitas yang tumbuh kembang di Kota Denpasar
  1. 2011 Baris: Refleksi Semangat Heroisme Kota
Dimaknai sebagai pembentukan karakter kota dan manusianya yang jujur, cerdas, tangguh dan peduli yang bila dikejawantahan lebih mendalam lekat dengan semangat heroisme ikon Baris, yang telah secara tepat diusung sebagai city branding Kota Denpasar.
Tari Baris sebagai salah satu tarian ritual yang sangat penting di Bali bersumber dari kata babarisan, yang berarti barisan atau formasi.
Baris pun merepresentasi nilai kepeloporan, dan keluhuran yang dalam hal ini akan menjadi inspirasi bagi penciptaan dan pengkajian berbagai ragam kreativitas yang bisa ditampilkan dalam Denpasar Festival 2011.
  1. 2012 “ Kreta Angga Wihita” yang berarti Kotaku Rumahku
Yang mengandung makna kota ini adalah milik semua masyarakat.
Masyarakat dari manapun etnis maupun latar belakangnya wajib menjaga dan memeliharanya layaknya menjaga rumah sendiri.
  1. 2013 "Creative In Motion"
Denfest kali ini lebih menonjolkan karakteristik masyarakat denpasar yang kuat, khususnya keragaman potensi kreativitas masyarakat, kemampuan beradaptasi dengan perubahan jaman dengan mengkombinasikan nilai-nilai lokal, nasional dan universal, potensi seni budaya yang khas dan beragam serta pembangunan ekonomi berkelanjutan.
  1. 2014 ‘Dharma Cipta Mahabudaya’
Pelaksanaan Denfest dengan tema ‘Dharma Cipta Mahabudaya’ lebih mengedepankan dan menonjolkan dari sisi ART, MART dan SMART.
Juga diisi dengan refleksi Seabad Gong Kebyar yang dipusatkan di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung. Dalam peringatan Se-Abad Gong Kebyar ini akan ditampilkan kreativitas Gong Kebyar dan penampilan karya cipta tabuh gong kebyar yang pertama kali diciptakan oleh tokoh seniman karawitan di Kota Denpasar.
Sekaligus mengisahkan perkembangan dan perjalanan Kebyar di atas panggung dunia, sekaligus mengurai kontribusi Denpasar dalam spektrum kreatifitas kebyar kebudayaan Bali.
  1. 2015 'Demi Denpasar'
Tema tersebut mengandung makna era yang penuh sumbangsih untuk kepentingan Denpasar.
Serta peran timbal balik antara pemerintah dan masyarakat yang berkelanjutan demi kecemerlangan dan kesejahteraan Denpasar yang multidimensi.
Hal ini tidak terbatas pada indeks pendapatan domestik bruto per kapita, namun juga termasuk indek kebahagian (happiness) yang berkelanjutan.
Untuk itu dorongan meningkatkan pelibatan dan peran timbal balik antara pemerintan dan masyarakat luas terus dilaksanakan dalam menampilkan pilar-pilar kreatif Denpasar yang dibingkai dengan tema "Demi Denpasar".
  1. 2016 "Padmaksara"
Tema tersebut mengandung arti delapan langkah menuju pembangunan Kota Denpasar yang lebih berkualitas, yaitu menuju Kota Cerdas, menuju Kota Kompeten; penegakan supremasi hukum dalam tata kelola pemerintahan, menuju Heritage City; peningkatan kesejahteraan, pembangunan partisipasi masyarakat sebagai Agen Perubahan, pengembangan Ekonomi Kreatif ditonjolkan sebagai strategi baru pembangunan kota Denpasar.
  1. 2017 "Rawat Pustaka, Cipta Inovasi"dengan subtema "Tresnaning Jagat Rahayu".
Makna Tresnaning Jagad Rahayu jika dilihat dari situasi bencana erupsi Gunung Agung yang masih berlangsung saat ini berarti bentuk kasih, kebersamaan, dan kepedulian antar sesame berakar pada Tat Twam Asi yang saling hormat dan saling hormat dan saling bantu dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari sebagai sesama makhluk hidup.
  1. 2018 ‘Urban Playground’
berikan nuansa edukasi serta pemahaman tentang permainan tradisional yang muaranya adalah memberikan kebahagiaan bagi masyarakat. Pertunjukan ‘Den Pasar manglila Cita’ sendiri mengandung makna Denpasar riang gembira dalam sajiannya juga turut ditampilkan beragam permainan anak-anak yang menggembirakan. Seperti halnya layang-layang, ogoh-ogoh, deduplak, tajog, mecag-cag, megoak-goakan, barong kedingkling, serta masih banyak permainan lainya.
  1. 2019 ‘Jentera Kebahagiaan’
Jentera Kebahagiaan mencerminkan sebuah mandala kebahagiaan yang bersumber dari pertalian dan perikatan yang kuat dan saling memperkaya antara pribadi kerabat, keluarga dan komunitas dalam skala yang luas.

Denpasar adalah tenun kreativitas demi kebahagiaan baik sebagai pendakian spiritual, penghidupan sehari-hari, ekspresi diri, perekat kebersamaan dan latamohasadhi'obat' dalam mencapai keseimbangan dan kebahagiaan lahir dan bathin.

Kebahagiaan merupakan atma yang selalu ada pada tiap kehidupan manusia. 

Seperti layaknya naik turun dinamika kehidupan, begitu juga dengan kemilau yang terpancar. 

Kesuksesan dan kegagalan memiliki sinaran pembelajarannya masing-masing, disinilah semangat jentera satu sama lainnya saling bersinergi, Berputar dan memutarkan setiap kendala mencerahkan solusi, setiap keberhasilan memancarkan inovasi.

Denfest diharapkan mampu merajut semua potensi Kota Denpasar yang mewujudkan kebahagiaan di segala lini. 

STAND YANG WAJIB ADA
Stand Kuliner

Stand Industri Kerajinan

Dalam setiap pelaksanaan Denpasar Festival (Denfest) terdapat stand yang wajib ada.
Adapun stand yang wajib ada adalah stand kuliner heritage dan stand industri kreatif kerajinan.
100 buah stand kuliner heritage dan 126 buah stand industri kreatif kerajinan.
Selebihnya diisi dengan 1 buah stand los untuk Bank Indonesia (BI), 1 stand los untuk Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Denpasar, 26 stand untuk Wirausaha Muda Denpasar (WMD), dan 20 stand flora dan flori.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages